Laman

Jumat, 17 Juni 2011

TUDUHAN ORANG KAFIR KEPADA NABI MUHAMMAD

Benarkah Nabi Muhammad Seorang Pedofil?

Banyak penyerang Islam mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAWW adalah seorang pedophile karena menikahi Siti Aisyah ra yang masih anak-anak, yang kala itu berusia 9 tahun. Coba search di google dengan keyword “Muhammad Aisha Marriage”. Yang keluar kebanyakan adalah hujatan terhadap pribadi yang suci dan berhati lembut ini.
Saya pribadi pernah mendengar ini langsung di Swedia pada tahun 2005. Kala itu, ada seorang pastur dari kelompok Kristen Minoritas yang berkoar-koar tentang hal ini di media. Untungnya, muslim di sana memilih jalan dialog alih-alih menggunakan kekerasan. Di sisi lain, pastur dari kelompok Kristen mayoritas di sana mengatakan bahwa yang membuat pernyataan bukan mereka, melainkan dari kelompok Kristen minoritas. Saya sendiri kurang tahu aliran yang mana. Namun, sungguh sebuah jalan penyelesaian yang sangat teduh baik dari kaum muslimin maupun kelompok Kristen mayoritas di sana.
Bagi yang belum mengetahui apa itu pedofil, pedofil adalah perilaku menyimpang di mana seorang dewasa memiliki ketertarikan seksual terhadap anak-anak.
Nah, benarkah Nabi Muhammad SAWW menikahinya pada usia anak-anak? Yuk, kita lihat.
I. Argumentasi Historis
Pertama, sebagaimana diriwayatkan oleh hadits Bukhari, dilaporkan bahwa Aisyah mengeluarkan pernyataan “aku masih seorang anak kecil” pada saat Surat al-Qamar, surat yang ke-54, turun.  Sementara Surat al-Qamar turun pada saat sembilan tahun sebelum hijrah, yaitu sebelum hijrahnnya Rasulullah SAWW beserta pengikutnya dari Mekkah ke Yastrib (Madinah).
Sejarah mencatat, Nabi Muhammad SAWW menikahi Aisyah satu tahun setelah hijrah. Ini berarti, Aisyah dinikahi pada usia yang sudah layak. Mengapa demikian? Kita asumsikan pernyataan Aisyah bahwa dirinya masih anak kecil itu diucapkan pada saat dirinya berusia antara lima sampai sembilan tahun. Dirinya menikah dengan Nabi Muhammad SAWW 10 tahun kemudian, yaitu sembilan tahun sebelum hijrah ditambah satu tahun sesudah hijrah. Ini artinya, saat itu Aisyah berusia antara 15 sampai 19 tahun.
Kedua, diberitakan dalam beberapa hadits bahwa Aisyah menemani Nabi Muhammad SAWW dalam perang Badar dan Uhud, yang dari sisi etnografi Arab merupakan sebuah kelaziman bagi perempuan ikut laki-laki berperang untuk mengobati mereka yang terluka. Perang Badar terjadi dua tahun setelah hijrah, sedangkan Perang Uhud terjadi tiga tahun setelah hijrah.
Dalam sejarah Arab, ada kebiasaan yang tegas kala itu bahwa perempuan yang boleh ikut membantu di medan perang adalah mereka yang berusia paling sedikit 15 tahun. Katakanlah kala itu usia Aisyah memenuhi usia minimum tersebut, sehingga usia saat dirinya ikut ke Perang Badar dan Uhud secara berturut-turut adalah 17 dan 18 tahun.
Ketiga, disebutkan bahwa kakak Aisyah, yaitu Asma, meninggal pada usia 100 tahun pada 73 tahun setelah hijrah. Jadi, Asma masih berusia 27 tahun saat hijrah dan 28 tahun saat Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad SAWW. Yang perlu digarisbawahi adalah Asma sendiri lebih tua 10 tahun daripada Aisyah. Dengan demikian, usia Aisyah pada waktu menikah adalah 18 tahun.
Keempat, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam, Aisyah memeluk Islam beberapa tahun sebelum Umar bin Khattab ra. Umar bin Khattab kira-kira menjadi muslim tujuh tahun sebelum hijrah atau delapan tahun sebelum Aisyah menikah. Sekarang kita asumsikan sekurang-kurangnya Aisyah berusia enam tahun saat Umar bin Khattab mengucapkan dua kalimat syahadat. Berarti Aisyah menikah saat dirinya berusia sekurang-kurangnya14 tahun.
Kelima, berdasarkan informasi dari Ibnu Hajar, Fathimah az-Zahrah as lima tahun lebih tua daripada Aisyah.  Fathimah dilahirkan lima tahun sebelum Baginda Muhammad SAWW menerima wahyu yang pertama. Ini berarti, Fathimah dilahirkan setidaknya 19 tahun sebelum hijrah atau 20 tahun pada saat pernikahan Aisyah. Sehingga, kala itu usia Aisyah paling tidak 15 tahun.
Keenam, sejarawan Thabari menyebutkan bahwa Abu Bakar Shiddiq ra memiliki empat orang anak, termasuk Aisyah, yang kesemuanya lahir pada masa pra-Islam, yaitu masa sebelum Nabi Muhammad SAWW menerima wahyu kali pertama. Nabi Muhammad SAWW hijrah kira-kira 13 tahun setelah menjadi Nabi. Ini berarti, usia Aisyah saat menikah paling sedikit 14 tahun.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah, Aisyah dinikahi oleh Nabi Muhammad SAWW saat dirinya berusia antara 14-19 tahun.
II. Argumentasi Hadits
Hadits yang mengemukakan Aisyah dinikahi Nabi Muhammad SAWW saat berusia sembilan tahun satu-satunya hanya berasal dari Hisyam bin Urwah, tidak ada riwayat lain yang mencatat demikian. Secara umum, Ya’qub bin Shaibah dan Malik bin Annas menolak hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Hisyam bin Urwah yang didapatkan melalui orang-orang di Irak. Ya’qub menambahkan, karena itu hadits yang berasal dari Hisyam bin Urwah tidak dapat diandalkan.  Mizaanul I’tidal menyatakan ingatan Hisyam bin Urwah pada saat tua sangat buruk.
Jadi, sejarah yang menyatakan bahwa Aisyah menikah saat berusia sembilan tahun tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan menodai pribadi agung Rasulullah SAWW. Beberapa cendekiawan muslim di tempat saya, yaitu di Islamisk Kultur Centrum i Lund di Swedia, seperti Syeikh Ali dari Al-Azhar Kairo, berpendapat Aisyah tidak dinikahi saat masih anak-anak.

warsobumen.goblogspot: Hal-Hal yang Dianjurkan Ketika Terjadi Gerhana

warsobumen.goblogspot: Hal-Hal yang Dianjurkan Ketika Terjadi Gerhana: "Pertama: perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha , Nabi shallallahu ‘a..."

Minggu, 12 Juni 2011

TERIAKAN ANAK LADANG

Dari sisi kehidupan di dunia,,
tidaklah asing dengan PENGGEMBALA atau PANGON (bahasa jawa versi KEBUMEN-JAWA TENGAH).
Dialah anak-anak yang kesehariannya menggembala ternak di ladang desa. Terkenal dengan keriangannya,keusilannya,dan kehidupannya yang akrab dengan alam.

Disuatu desa kecil di bagian utara Kebumen,Pengaringan namanya,kami yang selalu akrab dengan rumput,angin,hujan,dan terik matahari....
disela keriangan itu,ada ungkapan-ungkapan yang jarang terdengar oleh orang lain,karena hanya terlintas sekejap ucap ditanah lapang,,di kebun ,,dan di bukit mereka menggembalakan hewan ternaknya.

Dari sekian banyaknya ungkapan tak sadar mereka,nyanyian mereka,dan teriakan mereka ada yang mengandung arti dalam bila disingkap dengan hati dan akal,dan tak sedikit yang dapat kita ambil sebagai bahan pemikiran santai.




Berikut secuil ucapan mereka yang sering sebagai nyanyian ladang :
 
Alang-Alang.

Alang-alang sinebaring tetegalan...
lumrahe dadi mengsaheng palawijan,
Tan sumereping pro tani mring tetamban...
ing ngandape iku ademing padaran,

(__vancom2000__)
  bhsa indonesia :
"Alang-alang tersebar diladang-ladang
  biasa menjadi musuh tanaman (palawija)
  Tidak tahunya petani tentang obat-obatan
  bahwa dibawahnya(alang-alang) itu pendingin perut(lambung)"



SAPI BIGAR

Sapine bigar mlayu tanpo paran
Mangani kabeh ana sesengkeran
Mergo pedote dadung saka paugeran
Adohe pangon kang lena gegojegan

bahasa indonesia:
"Sapi lari
Sapinya lari tak bertujuan
Memakan semua tanaman warga
Karena putusnya tali dari kendali
Jauhnya penggembala yg asik bercanda"